Menukilkan Sebagian Ucapan Ahli Bid'ah

::: MENUKILKAN SEBAGIAN UCAPAN AHLI BID'AH :::


Asy-Syaikh Al-'Allamah Rabi' bin Hadiy Al-Madkhaliy حفظه الله

✹✹✹

Pertanyaan:

Ada seorang khotib (penceramah) menukilkan perkataan sebagian ahlul bid'ah dan tidak menjelaskan kesesatan orang yang ia nukilkan perkataannya, apakah boleh (kita) berdalil dengan perkataan mereka (ahlul bid'ah. pent) tanpa mentahdzir (memperingati. pent) orang lain dari mereka?

Al-Jawab:

Siapa contohnya dari ahlul ahwa (pengekor hawa nafsu. pent)?

Penanya:

Seperti Abu Hamid Al-Ghozali contohnya, dia (khotib) berdalil dengan perkataannya pada khutbah jum'at, dan dia tidak memperingati manusia bahwasannya orang ini termasuk dari bagian Ahlul Ahwa (pengekor hawa nafsu)

Asy-Syaikh -حفظه الله-:

Pertama, kenapa dia (khotib) berkhutbah dengan membawa perkataannya, apakah tidak ada disisinya Kitabullah? Apakah tidak ada disisinya sunnah Rasulullah -Shallallahu 'Alaihi Wasallam-?

Apakah tidak ada disisinya perkataan para salaf?

Yakni, banyak seseorang menyebutkan di depan manusia perkataan ahlul bid'ah atau selain mereka dalam satu perkara dari banyak perkara dan mereka (ahlul bid’ah dan ahlul ahwa) tersebut termasuk orang-orang yang dikenali oleh manusia, lalu ia tidak menyebutkan ini  mempunyai penyimpangan dan itu mempunyai penyimpangan, kemudian ia datang dengan membawa perkataan Ibnu Taimiyyah dan perkataan Ibnul Qoyyim dan perkataan selainnya dan datang lagi dengan membawa perkataan dari kalangan ahli bid'ah dan ia mengira bahwa manusia mengetahuinya, lalu ia tidak mengatakan:

"Demi Allah.. dia memiliki kebid'ahan ini dan itu..",

Terkadang seorang Syi'i (yang beraliran Syi'ah) dan yang lainnya tidak mengatakan bahwa ia seorang Syi'ah, maka ini adalah kaidah -baarokallahu fiik- kita tidak mampu menyesatkan setiap orang yang mengisahkan (membawakan) perkataan orang yang menyeru kepada kebid'ahan dan kita katakan kepadanya, “(dia) Mubtadi' (orang yang menyeru kepada kebid'ahan).”

Kaset yang berjudul: (Bermu'amalah dengan Ahlul Bid'ah)

----

السؤال: هناك خطيب يذكر كلام بعض أهل البدع ولا يبين ضلال هذا الذي نقل عنه، فهل يجوز الاستدلال بكلامهم دون التحذير منهم؟

الجواب: مثل من أهل الأهواء؟

السائل: مثل أبي حامد الغزالي مثلا، يستدل بكلامه في خطبة جمعة، ولا ينبه الناس على أن هذا الرجل من أهل الأهواء

الشيخ:  أولا، لماذا يخطب بكلامه، ما عنده كتاب الله؟ ما عنده سنة رسول الله؟ ما عنده كلام السلف؟ يعني قد يذكر الإنسان في قضية من القضايا أمام الناس أهل البدع أو غيرهم وهم معروفون للناس فلا يقول هذا عنده وهذا عنده، يأتي بكلام ابن تيمية وكلام ابن القيم وكلام غيره ويأتي بكلام من أهل البدع ويرى أن الناس يعرفونه فلا يقول: والله عنده بدعة كذا وبدعة كذا، قد يكون شيعي أو غيره ما يقول شيعي، فهذه القاعدة -بارك الله فيك- ما نقدر نضلل كل من حكى كلام مبتدع ونقول فيه: مبتدع.

[شريط بعنوان: معاملة أهل البدع]

✲✲✲

Sumber artikel: http://www.rabee.net/ar/questions.php?cat=26&id=655

✒ Alih Bahasa: Abu Kuraib bin Ahmad Bandung حفظه الله  [FBF 1]

____________________
مخموعـــــــة توزيع الفــــــــوائد
❂ WA Forum Berbagi Faidah [FBF]

Ulasan