Tazkiyah Asy-Syaikh Shalih Luhaidan hafidzahullah terhadap Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali hafidzahullah

Tazkiyah untuk Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali
Oleh Asy-Syaikh al-‘Allamah Shalih bin Muhammad al-Luhaidan hafizhahullah

Pertemuan Fadhilatu Asy-Syaikh al-’Allamah Shalih bin Muhammad al-Luhaidan hafizhahullah pada hari 8 Rabi’ul Awwal 1435 H dengan ikhwah Baghanzi via telpon


Download/Dengarkan rekaman audio di sini:
:: http://bit.ly/1kvj9pg atau http://bit.ly/1f8Ypw7

Pertanyaan: Wahai Syaikh, sebagian pemuda – semoga Allah perbaiki kondisi mereka – mencela asy-Syaikh Rabi’ hafizhahullah, dan membuat lari umat dari beliau. Tidak ada yang mereka jadikan alasan kecuali karena beliau (asy-Syaikh Rabi’) mentahdzir sebagian para penyelisih dan para pengusung manhaj menyimpang.

Apa nasehat anda untuk para pemuda tersebut wahai Syaikh kami?


Berikut di antara jawaban asy-Syaikh al-Luhaidan terkait dengan asy-Syaikh Rabi’ hafizhahullah:

“Kemudian terkait dengan asy-Syaikh Rabi’ al-Madkhali : dia adalah tokoh pengusung Sunnah. Tampil dalam mentahdzir kesesatan-kesesatan. Dia mentahdzir sebagian orang, dan tidaklah dia mentahdzir kecuali orang yang dia ketahui tidak di atas manhaj yang lurus. Aku sangat kenal baik dengan tokoh ini (asy-Syaikh Rabi’). Aku juga kenal dengan tokoh yang semisal dia atau sebelum dia, bernama Muhammad Aman al-Jami, berasal dari Ethopia, belajar …. di Ma’had Riyadh, kemudian lulus dari Jami’ah (Madinah). Terdapat padanya banyak kebaikan.

Tidak diragukan bahwa siapapun di antara kita tidak ada yang ma’shum. Namun sebagaimana dikatakan oleh penyair:

كَفَى المرءَ نُبْلاً أن تُعدَّ معايِبُه

Cukup sebagai keutamaan seseorang, ketika aib-aibnya terhitung (yakni berarti hanya sedikit)

Mereka adalah para pengusung aqidah. Tidak dikhawatirkan dari mereka akan memudahkan umat kepada sisi-sisi atau jalan-jalan yang mengantarkan kepada kesyirikan atau melakukan perbuatan-perbuatan haram – wa lillah al-hamd – mereka adalah orang-orang memiliki perhatian kuat. Terkadang ada padanya sebagian sifat keras dalam ucapan. Seharusnya seorang penuntut ilmu bersemangat untuk mendulang ilmu dari ahlinya. …

Aku ulangi pujian terhadap asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi, … dan Syaikhuna (Syaikh kami) wa lillah al-hamd dalam … tulisan-tulisannya dan tanggung jawabnya dalam dakwah ini. Beliau lulus dari Jami’ah Islamiyyah Madinah, juga lulus dari Ma’had Ilmi …

Maka tokoh ini – wa lillah al-hamd – terdapat banyak kebaikan padanya. Kita memohon kepada Allah agar memberiku dan kalian taufiq kepada apa yang Dia cintai dari ridhai .

Ditranskrip oleh Abu ‘Abdirrahman Usamah
9 Rabi’ul Awwal 1435 H

Sumber: Sahab•Net via Miratsul-Anbiya•Net



Berikut penelponan dengan Asy-Syaikh Al-‘Allamah Shalih al-Luhaidan hafizhahullah,
Selasa, 20 Rabi’ul Awwal 1435 H * 21/01/2014 M


Download/Dengarkan rekaman audio di sini:

Penanya: Pertanyaan terakhir hafizhakumullah. Saya mencintaimu karena Allah. Kenapa tidak banyak pembicaraan terhadap asy-Syaikh Rabi’ pada zaman asy-Syaikh al-Albani, asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, dan para ‘ulama kibar (lainnya). Namun (kenapa) pada zaman sekarang banyak (pembicaraan tentang beliau)?

Asy-Syaikh al-Luhaidan hafizhahullah: “Pertama, kapan mereka wafat? Asy-Syaikh Nashir(uddin al-Albani) dan asy-Syaikh Muhammad (bin ‘Utsaimin) kapan beliau wafat? Aku katakan, kapan beliau wafat?

Penanya: “Akhir-akhir, akhir-akhir mereka wafat rahimahumullah.

Asy-Syaikh al-Luhaidan: “Kapan mereka wafat?”

Penanya: “Akhir-akhir wahai syaikh, yakni ..”

Asy-Syaikh al-Luhaidan: “Mereka wafat sudah beberapa tahun lalu. Manusia berubah, banyak bermunculan fitnah. Banyak muncul orang-orang yang menampakkan diri sebagai ahlul ilmi. Sehingga kabur/tercampur tidak jelas-lah banyak permasalahan. Banyak bermunculan para da’i yang menyalahkan para ‘ulama. Seseorang apabila tidak melihat orang lain. Adapun asy-Syaikh Rabi’, maka beliau tidak berubah  setelah wafatnya kedua syaikh tersebut, tidak pula sebelumnya. Walillahi al-Hamd. Beliau senantiasa di atas al-Haq.

Penanya: “Allahu Akbar … Orang-orang yang banyak membicarakan beliau, dia bukan Ahlus Sunnah, apa demikian?”

Asy-Syaikh al-Luhaidan: “Pembicaraan (celaan) sebagian ‘ulama terhadap sebagian lainnya, tidak cukup menjadi hujjah dalam masalah ini. (Karena) bisa jadi celaan terhadap karena kelalaian, yang dia tidak memaksudkan demikian. Maka yang mencela dari mereka, hendaknya dinasehati dan hendaknya dia bertaqwa kepada Allah, serta dia tidak berbicara tentang seseorang kecuali yang dia tahu bahwa orang tersebut di atas kebatilan, dan ia tidak bertaubat darinya.”

Penanya: “Allahu Akbar”

Asy-Syaikh al-Luhaidan: “Harus, harus … penjagaan terhadap perlindungan dan janganlah kamu terjatuh dalam kebinasaan.

Sumber: Sahab•Net via Miratsul-Anbiya•Net


Senin, 26 Rabi‘ul Awwal 1435H * 27/01/2014M


Download/Dengarkan rekaman audio di sini:
:: http://bit.ly/1iQ5Xry atau http://bit.ly/MExKjT

Penanya: “Pertanyaan keempat – sekaligus terakhir – hafizhakumullah ta’ala, apa nasehat anda terhadap para syabab yang menisbahkan kepada asy-Syaikh Rabi’ ucapan-ucapan, padahal tidak demikian, dan asy-Syaikh Rabi’ berlepas diri dari itu semua. … yakni di antaranya, beliau berkecimpung dalam fitnah padahal usianya sudah tua. ….”

Asy-Syaikh al-Luhaidan: “sebentar, sebentar. Fitnah apa itu?”

Penanya: “Sebagaimana yang anda tahu wahai Syaikh, bahwa asy-Syaikh Rabi’ adalah mujahid, yakni berjihad melawan ahlul bid’ah, … dst. Jihad ini menurut mereka adalah fitnah.”

Asy-Syaikh al-Luhaidan:

هذا فقط؟ بيان الحق، وبينا ما يرد به الباطل ليس بفتنة، بل هذا هو الحق

“Ini saja?  (Ketahuilah) bahwa penjelasan tentang al-Haq dan penjelasan tentang sesuatu yang dengannya kebatilan dibantah bukanlah fitnah. Bahkan itu adalah al-Haq.”

Sumber: via Miratsul-Anbiya•Net


Selasa, 27 Rabi’ul Awwal 1435H * 28/01/2014M


Download/Dengarkan rekaman audio di sini:
:: http://bit.ly/LQYs88 atau http://bit.ly/1iINYE2

Asy-Syaikh Shalih al-Luhaidan hafizhahullah berkata:

“Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali adalah tokoh terbaik dalam AQIDAH dan ISLAMnya. Beliau adalah doktor dalam bidang Syari’ah. Beliau lulusan al-Jami’ah al-Islamiyyah (Universitas Islam Madinah), pada waktu tersebut sebagai rector Jami’ah adalah Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah.

Aku tidak mengetahui Asy-Syaikh (Bin Baz) mengkritik beliau dalam suatu permasalahan. Bahkan Asy-Syaikh menjadikan beliau sebagai dosen dalam salah satu jurusan penting di Jami’ah (Universitas), sampai masa pensiun.”

Sumber: via Miratsul-Anbiya•Net

Ulasan