Mubtadi’!!! Itulah kesimpulan Syaikh Rabi’ atas Ali Hasan

Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkholi Hafizhahullah Ta’ala, pembawa bendera Jarh wa Ta’dil abad ini, beliau telah berbicara tentang Ali Al-Halabi hadahullah.

Asy-Syaikh DR. Ahmad Bazmul berkata:

Dan kami para salafiyin walaupun sampai sekarang tidak mentabdi’ (memvonis mubtadi’) Al-Halabi, karena menunggu penjelasan para ulama’ kibar, hanyasaja kami mengatakan bahwa tidak boleh menimbah ilmu darinya sebagaimana ucapan Syaikh kami (Yahya) An-Najmi rahimahullahu ta’ala, dan disepakati oleh ahlul ilmi juga para penuntut ilmu.


Dan Al-Halabi menjarh sendiri dirinya dengan manhaj barunya… Dan kami tidak mentabdi’ dia, tidak, karena dia masih ahlus sunnah dan dia memiliki kesalahan.


Selamanya, ahlus sunnah berlepas diri dari manhaj barunya Al-Halabi. Namun kami tidak ingin mendahului para ulama’ kibar, sebagai adab kepada mereka. Tetapi jika Al-Halabi tidak rujuk dari petaka dan penyimpangannya, maka ia berhak digabungkan bersama orang-orang yang ia beri tazkiyah dan ia bela dari kalangan ahlul bidah, tidak ada kemuliaan, sebagaimana para salaf menghukumi seperti itu kepada orang-orang yang lebih berilmu darinya dan lebih selamat keadaannya.”

[Selesai ucapan Syaikh Ahmad Bazmul ]

Memang begitulah adab seorang ‘alim, tidak bertindak kecuali dengan bimbingan alim di atasnya.Ucapan ini keluar dari beliau sebelum muncul vonis dari Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali Hafizhahullah Ta’ala.

Alhamdulillah, Asy-Syaikh Rabi’ pun telah mengeluarkan sikapnya terhadap Al-Halabi. Al-Halabi, orang yang selama ini di “eman” oleh Syaikh Rabi’ dan masyayikh lainnya, tapi begitulah orang yang tak tahu di sayang….

Kemudian, Asy-Syaikh Ahmad berkata:
“Dan sekarang, akan aku nukilkan kepada anda dan saudaraku salafiyin: bahwa Syaikh pembawa bendera jarh wa ta’dil telah melontarkan ucapannya tentang Ali bin Hasan Al-Halabi dan Abu Manar Al-’Iraqi, yaitu bahwa keduanya adalah mubtadi’. Dan beliau berkata kepada saudara-saudara dari Iraq: “Nukilkan (vonis) ini dari aku.” (Hari Kamis, pukul 22.11. 23 Sya’ban 1431 H.")

————————————–

Asy-Syaikh Abu Umar Usamah bin ‘Athoya Al-’Utaibi Hafizhahullacenter/b> berkata:


الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله أما بعد:

Ketika aku berkunjung hari kemarin kepada Asy-Syaikh Rabi’ Hafizhahullah wa Ro’ahu, aku pun mendengar beliau mengucapkan hal itu…”

Maksud beliau adalah bahwa beliau ketika berkunjung ke kediaman Syaikh Rabi’ Hafizhahullah Ta’ala mendengar bahwa Syaikh memvonis Ali Hasan dan Abu Manar sebagai mubtadi’….

Wahai seandainya Ia mau rujuk dan mau mendengar nasehat dan bimbingan para ulama’ dan masyikhnya yang mulia, pasti Ia tidak akan terjerembab ke dalam kesalahan yang begitu fatal .

———————-

FAEDAH DARI REALITA INI

Dari realita yang kita saksikan ini dapat dipetik beberapa faedah ilmiyah,

* betapa pun seorang itu berilmu dan faqih dalam ilmu agama, pasti dia memiliki peluang untuk tergelincir dari jalan yang lurus…..

Maka janganlah seorang tertipu dengan kefaqihan, kecerdasan, dan kemantapan ilmunya, Ingatlah bahwa hidayah itu di tangan Allah, Ia berikan kepada siapa yang Dia kehendaki…

* Bahwa tidak boleh bagi seseorang untuk fanatik buta kepada seorang ‘alim yang terjatuh dalam kesalahan, walaupun ia seorang yang faqih. Ingat, selama koreksi yang ditujukan kepadanya itu berdasarkan dalil yang benar dan qo’idah yang disepakati, maka itulah yang harus kita pegang..

wallahu a’lam bish shawwab (/ws)

Sumber:
1. http://www.sahab.net/forums/showthread.php?s=0a8d83ee3c8b033eb6cf8fb9987b48a0&p=785764#post785764
2. http://warisansalaf.wordpress.com/2010/08/08/asy-syaikh-rabi-berbicara-tentang-ali-hasan-al-halabi/#more-572

Ulasan

  1. antum sdh kunjungi blognya abul jauzaa. Insya ALLOH dapet banyak ilmu disana. Nggak cuman ikut2an tahdzir

    BalasPadam

Catat Ulasan