Wajibnya Memanjangkan Jenggot

::: WAJIBNYA MEMANJANGKAN JENGGOT :::

Oleh: Asy-Syaikh Al-'Allamah Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin رحمه الله

✹✹✹

Pertanyaan:
Fadhilatusy Syaikh,kami mendengar bahwa memanjangkan jenggot itu sunnah. Maka bagaimana bisa orang yang meninggalkannya mendapat dosa, karena diketahui bahwa sunnah ialah sesuatu yang pelakunya mendapat pahala dan yang meninggalkannya tidak dihukum (tidak berdosa)?

Jawaban:
Yang pertama - Baarokallaahu fiik- : As Sunnah itu dimutlakkan kepada perkara yang wajib dan yang mustahab.

Adapun Sunnah yang keadaannya dimutlakkan pada perkara yang mustahab saja (jika dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan tidak isiksa) maka ini adalah istilah atau DEFINISI SUNNAH MENURUT PARA ULAMA FIQIH.

Dan oleh karena itulah maka Anas bin Malik Radhiyallaahu 'anhu berkata:

[من السنة إذا تزوج الرجل البكر على الثيب أقام عندها سبعاً، ثم دار]

 “Termasuk dari sunnah adalah jika seseorang menikah dengan perawan, padahal dia telah  menikah dengan janda, maka hendaknya dia tinggal bersama perawan tersebut  selama tujuh hari. Lalu setelah itu baru dia menggilir yang lain."

Yakni membagi jatah giliran 2 istri, dan sunnah di sini MAKNANYA WAJIB.

Dan Ibnu Abbas Radhiyallaahu 'anhuma pernah ditanya tentang seorang musafir yang sholat dua rakaat ( karena qashar-pent),lalu jika dia ikut jama'ah di belakang imam dia sholat 4 rakaat. Ibnu Abbas berkata :

[سنة نبيكم]

"INI SUNNAH NABI KALIAN"

atau berkata :

[تلك هي السنة]

"Itu adalah sunnah."

Beliau mengatakan sunnah dalam keadaan sholatnya musafir secara sempurna 4 raka'at di belakang imam HUKUMNYA WAJIB.

Maka jika ada ulama yang mengatakan bahwa suatu perkara adalah sunnah - dan biasanya mereka adalah para Ulama Salaf- , maka sunnah di sini maksudnya WAJIB. Yakni memanjangkan jenggot wajib hukumnya.

Adapun siapa saja yang mengatakan itu sunnah,dan ini dari ulama generasi belakangan setelah istilah sunnah ini ditetapkan menurut definisi ahli fiqih,maka maksud sunnah di sini ialah yang meninggalkan tidak berdosa.Yakni memanjangkan jenggot itu sunnah dan jika tidak dipanjangkan tidak berdosa.Hanya saja ini adalah PENDAPAT YANG TIDAK ROJIH DAN LEMAH.

Dan yang betul bahwa urusan jenggot ini sunnah yang BERMAKNA WAJIB, karena Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :

«خالفوا المشركين، وفروا اللحى، وحفوا الشوارب»،

"Selisihilah musyrikin,biarkan jenggot kalian dan potonglah kumis."

Maka memotong jenggot termasuk gaya hidup musyrikin yang wajib dijauhi berdasar sabda Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam :
«من تشبه بقوم فهو منهم».

"Barangsiapa meniru suatu kaum, maka ia adalah bagian dari mereka."

Silsilah Liqoo`aatil Baabil Maftuh, pada Liqoo' Al Baabil Maftuuh 57

_____________________
وجوب إعفاء اللحية

السؤال:

فضيلة الشيخ، نسمع أن إعفاء اللحية سنّة، فكيف يكون تاركها آثماً، علماً بأن السنة هي: ما أثيب فاعلها ولم يعاقب تركها؟

الجواب:

أولاً: -بارك الله فيك- السنة تطلق على الواجب، والمستحب، وكونها تطلق على المستحب فقط اصطلاح من الفقهاء؛ ولهذا قال أنس بن مالك:

 [من السنة إذا تزوج الرجل البكر على الثيب أقام عندها سبعاً، ثم دار]

 -أي: قسم بين الزوجتين- والسنة هنا بمعنى الواجب، وسئل ابن عباس عن الرجل يصلي، وهو مسافر ركعتين، فإذا صلى خلف الإمام صلى أربعاً، قال:

[سنة نبيكم أو قال: تلك هي السنة]، مع أن إتمام المسافر خلف من يصلي أربعاً واجب. فإذا كان أحد العلماء عبر أنها سنة، وهو من العلماء السابقين فيعني أنها واجبةـ أي: أن إعفاء اللحية واجب ـ أما من عبَّر بأنها سنة من المتأخرين بعد الاصطلاح الذي اصطلحه الفقهاء، فهو يعني أنها سنة لا يأثم تاركهاـ أي:

أن إعفاء اللحية سنة لا يأثم به ـ لكن هذا القول مرجوح، وضعيف، والصواب أنها سنةٌ واجبة؛ لأن النبي ـ صلى الله عليه وسلم ـ قال:

«خالفوا المشركين، وفروا اللحى، وحفوا الشوارب»،

فيكون حلقها من هدي المشركين، وهدي المشركين واجب الاجتناب؛ لقول النبي ـ صلى الله عليه وسلم ـ: «من تشبه بقوم فهو منهم».

المصدر: سلسلة لقاءات الباب المفتوح > لقاء الباب المفتوح [57]

 رابط المقطع الصوتي

Unduh Audio (durasi 02:07)

✒ Alih Bahasa: Abu Mas'ud Surabaya حفظه الله - [FBF-7]

__________________
مجموعــــــة توزيع الفـــــــوائد
WA Forum Berbagi Faidah [FBF]

Ulasan