Bentuk-Bentuk Pengikutan Terhadap Hawa Nafsu ((( Bagian 2 )))

::: BENTUK-BENTUK PENGIKUTAN TERHADAP HAWA NAFSU ((( Bagian 2 ))) :::

Petikan faidah dari Al-Ustadz Muhammad ‘Umar As-Sewed حفظه الله

✿✿✿✿ - ●●●● - ✿✿✿✿

Diantara bentuk-bentuk pengikutan terhadap HAWA NAFSU, antaranya:

2. TIDAK MAU TUNDUK DENGAN DALIL

(Apakah, pen) Tidak mau tunduk dengan dalil hampir sama dengan yang pertama (bersandar kepada ro’yu dan meninggalkan pendalilan dengan Al-Quran, As-Sunnah dan juga Ijma’)?

Tidak .. ada sedikit berbeda.

Apa itu perbedaannya?

Tidak mau tunduk kepada dalil adalah ketika seseorang dinasehati, sudah dijelaskan ucapan Allah Subhanahu wa ta’la atau sudah dijelaskan ucapan Rasul dari hadits yang shahih … namun orang tersebut menyatakan:

“tapi saya kan begini”,

tidak mau tunduk kepada dalil. Selalu ditolak walaupun tidak ditolak dengan terang-terangan …

misalnya, “Iya, memang betul ayatnya begitu, memang benar haditsnya shahih, tapi bukankah … bukankah … bukankah…!!”

memakai kilah, hilah, alasan-alasan yang banyak untuk menolak.

“Tapi kan zamannya berbeda!!” atau “tapi kan situasi dan kondisi lain sekarang, tidak sama”

Apa lagi kalimat-kalimatnya?

Ini penolakkan-penolakan -baarakallahu fiikum-. Padahal seorang yang mengikut kitab dan sunnah, seorang yang mukmin harus menyatakan dengan kalimat,
“SAMI’NA WA ATHO’NA” {kami dengar dan kami ta'at} dan itu sudah dibahas di muqaddimah …

Firman Allah Subhanahu wa ta’ala:

{ فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا }

“Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” [An-Nisa: 65]

… harus tunduk, harus terima dalil, harus terima hujjah!!

atau ayat lain:

{ وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُّبِينًا }

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” [Al-Ahzab: 36]

tetapi kalau ada orang yang tidak mau tunduk pada dalil, dengan 1001 macam ALASAN, 1001 macam HILAH maka berarti dia dalam keadaan MENGIKUTI HAWA NAFSU.

________________

Diantara bentuk-bentuk pengikutan terhadap HAWA NAFSU, antaranya:

3. BERDALIL DENGAN RO’YUNYA UNTUK MENAFSIRKAN DALIL-DALIL (dari ayat atau hadits) YANG TIDAK ADA SISI KESESUAIAN DALAM PENDALILAN

Misalnya satu ayat, satu hadits bisa ditafsirkan kepada A dan B. Tetapi dia tafsirkan kepada yang lain selain A dan B. DIPAKSAKAN!! Menarik dalil kepada apa yang mereka suka.

= Ini juga mengikuti HAWA.

Dia berpendapat dengan satu pendapat memakai dalil yang DIPAKSAKAN.

Ayat tidak ke sana (maknanya) tp dipaksakan ke sana. Ini juga ITTBA’UL HAWA (mengikuti HAWA).

… Bersambung in sya Allah.

〰〰〰

Download audio (durasi 04:23) :
- http://bit.ly/1DgYEER

Audio Kajian Islam Ilmiah Malaysia (JB) // Kajian Kitab: Pedang Terhunus Untuk Ahli Bid'ah & Pengkianat Sunnah // Kajian Sesi 6 dari menit 08:22 hingga 12:43 // Jum’at-Ahad, 09-11 Rabiuts Tsani 1436H ~ 30Jan-01Feb 2015M

_______________________
مجموعـــــة توزيع الفـــــــوائد
❂ WA Forum Berbagi Faidah [FBF]

Ulasan